Sebagai seorang pelajar, apalagi sebagai mahasiswa kita sering dihadapkan pada beberapa tugas kuliah yang menumpuk dan bejibun seolah-olah tugas tersebut tidak akan pernah selesai. Ketika satu tugas selesai, tugas lainnya akan muncul dan bertambah. Banyaknya tugas kuliah yang kita temui seringkali membuat kita lelah.
Kelelahan tidak hanya memengaruhi tubuh kita, tetapi seringkali juga memengaruhi jiwa. Stres telah terbukti memiliki efek negatif pada pembelajaran. Kejenuhan akademik adalah masalah signifikan yang terkait dengan kinerja akademik yang buruk. Pernahkah Anda bosan dengan hiruk pikuk dunia perkuliahan? Mungkin Anda mengalami kelelahan akademik.
Menurut laman LM Psikologi UGM, burnout sering digambarkan sebagai sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan berkurangnya kepuasan atau prestasi individu (Rahmawati, 2015). Maslach dkk. (1996) mengidentifikasi kelelahan emosional sebagai komponen kunci dari kelelahan, sementara Pines dan Aronson (1981) memasukkan aspek fisik dari kelelahan yang ditandai dengan energi yang rendah dan kelelahan yang terus-menerus.
Burnout adalah tahap di mana orang mengalami kelelahan, yang mengacu pada perasaan kehabisan sumber daya emosional, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik mereka yang terkena dampak. Seseorang yang mengalami burnout menunjukkan gejala stres psikologis, seperti kecemasan, depresi, frustasi, permusuhan atau kecemasan.
Kejenuhan lebih mungkin terjadi ketika ada ketidaksesuaian yang signifikan antara jenis pekerjaan dan jenis orang yang melakukannya. Faktor utama burnout adalah pekerjaan yang berlebihan, rasa tanggung jawab, kurangnya penghargaan, kurangnya kepedulian sosial, nilai-nilai yang bertentangan dan kurangnya keadilan, yang merupakan tanda yang jelas bahwa seseorang dan pekerjaannya tidak sejalan (Maslach). ). & Pemimpin, 1997).
Pada saat yang sama, burnout didefinisikan oleh akademisi sebagai perasaan menuntut belajar, menghindari tugas yang ada dan ketidakmampuan siswa (Schaufeli et al., 2002). Secara umum, burnout yang dialami mahasiswa merupakan akumulasi dari beban tanggung jawab akademik, masalah menemukan jati diri, ketidakpastian masa depan, masalah membangun hubungan interpersonal, keraguan diri (Chao, 2012).
Siswa yang tidak dapat secara efektif menghadapi tantangan atau masalah selama studi mereka lebih rentan terhadap kelelahan. Menurut Salmela-Aro & Upadyaya (2014), kejenuhan akademik dapat terjadi ketika tekanan dan tuntutan eksternal individu melebihi sumber daya yang tersedia.
Fenomena academic burnout banyak dialami oleh mahasiswa di pertengahan semester ketika mereka harus menyesuaikan diri dan mempersiapkan diri untuk menyelesaikan paruh semester terakhir. Sekitar 67% (103 siswa) dari mereka yang disurvei menyatakan bahwa mereka berhasil mengatasi kejenuhan akademik melalui berbagai upaya.
Beberapa upaya positif antara lain bersantai dalam aktivitas yang Anda senangi, meningkatkan rasa percaya diri dalam meraih cita-cita prestasi akademik, dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Namun, ada beberapa upaya negatif, seperti menunda pekerjaan sampai tanggung jawab dilimpahkan sepenuhnya.
Dari fakta tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada banyak faktor yang dapat memicu kejenuhan akademik dan banyak cara positif dan negatif yang digunakan setiap orang sebagai mekanisme perlawanan untuk mengatasi fenomena kejenuhan akademik. Kemudian bagaimana upaya daam mengatasi burnout pada pelajar khususnya mahasiswa? Berikut adalah beberapa tips untuk mengalahkan kelelahan demi kebahagiaan.
a.
Berikan
tubuh dan pikiran Anda waktu untuk beristirahat
b.
lakukan apa
yang kamu sukai
c.
Buat daftar
prioritas
d.
Kelilingi
diri Anda dengan orang-orang yang positif
e.
Jadilah
aktif secara sosial dengan orang-orang di sekitar Anda
f.
Belajarlah
dengan kemampuan terbaikmu
g.
Lakukan
aktivitas yang membuat Anda merasa nyaman
Daftar Pustaka
Maslach, C., Jackson,
S. E., & Leiter, M. P. (1996). Maslach burnout inventory manual (3rd ed.).
Mountain View, California: CPP, Inc.
Maslach, C., Leiter,
M.P. (1997). The Truth about Burnout. Jossey-Bass Publishers, San Francisco,
CA.
Rahmati, Z. (2015). The
Study of Academic Burnout in Students with High and Low Level of Self-efficacy.
Procedia – Social and Behavioral Sciences, 171(1996), 49–55. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.087
Salmela-Aro, K., &
Upadyaya, K. (2014). Developmental trajectories of school burnout: Evidence
from two longitudinal studies. Learning and Individual Differences, 36, 60-68. https://doi.org/10.1016/j
Schaufeli, W. B.,
MartÃnez, I. M., Pinto, A. M., Salanova, M., & Bakker, A. B. (2002).
Burnout and Engagement in University Students: A Cross-National Study. Journal
of Cross-Cultural Psychology, 33(5), 464–481. https://doi.org/10.1177/0022022102033005003
Schunk, D.H., Ertmer,
P.A. (2000). Self-regulation and academic learning: Self-efficacy enhancing
interventions. Handbook Self-Regul Elsevier, 631–49.